Rabu, 19 Januari 2011

-- bulan purnama tak tersenyum lagi --

kuning ... bulat ... cerah ... tapi murung
canda ... tawa ... tapi murung
ada gumpalan awan hitam yang menyelimutinya
bak aura gelap yang sering sekali menghantui

ada kedip kedip geli dari temannya
ada suara suara aneh disekitarnya
ada beribu wajah sinting menghantuinya
ada tangisan bidadari beradu centilannya

purnama itu tak tersenyum lagi...entah mengapa...tanya mengapa...
tiap malam dia menangis deras...berasa sangat perih...dengan tawaan guntur menggelegar

menari dan kemudian menangis kembali
tersenyum dan kemudian tertawa palsu

terdiam dalam kata...melamun dalam rasa
kemudian bermimpi walau dia melupakanmu selama setengah tahun
tak mau tersenyum lagi dihadapannya...benci pun bercampur dendam
tapi tak seorang pun tahu akan itu...berusaha cerah walau sebenarnya gelap
tak lagi berfikir panjang untuk memutuskan semuanya...sesal pun datang...tak ingin mencoba lagi...patah hati...sedih...hancur...luluh lantah...

bintang bintang pun pergi begitu saja...suara suara aneh menghilang...awan hitam dan tebal pun menutupi...bulan purnama tak tersenyum lagi...

tapi esok saya bisa menjamin kalau dia akan tersenyum lebar dan sumrigah
badai itu berlalu...dan semua akan tahu siapa yang benar...dan siapa yang akan menyesal

ini permainan...kau harus tahu itu...dan saya yang akan jadi juaranya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar