Dimulai dari rencana kami dengan sekedar bincang bincang belaka yang tak punya ujung cerita, Dengan mengandalkan informasi dari beberapa web dan informan yang telah mengkuti tour di kampus atau pun di tempat kerjanya, dan kemudian kami berniat untuk melakukan hal sama dengan cara yang berbeda “Backpaker”.
Perjalanan dimulai dari Makassar bertolak ke Kuala Lumpur, tepat pukul 3.30 sore taxi yang mengantarkan saya dari rumah tiba di terminal keberangkatan Hasanuddin International Airport. Alhamdulillah siang itu cuaca Kota Makassar bersahabat, terik matahari seakan mengiringi perjalanan saya hari itu. Si Puji yang terlebih dahulu tiba di bandara bersama Ibu dan Adik-Adiknya tak berhenti meng-SMS saya, sedangkan Si Mila juga masih di jalan menuju bandara via BBM, BBM saya seakaan tak henti henti nya sibuk dari inilah, itulah, dan siapalah. Sedangkan teman saya satunya lagi a.k.a “Ana” sudah berada di Bangkok kemarin malam, flight nya dia kemarin dari Makassar-Jakarta-Bangkok.
@ Hasanuddin International Airport with @mielamiel - milaaaaa
with @pujiemustika --- pujiiiiiii
Flight Number AK 587, Departing Hasanuddin International Airport, Sunday 30 Jan 2011 (4:15 PM) and arriving Kuala Lumpur, Sunday 30 Jan 2011 (7:25 PM), semuanya sudah lengkap, ticket sudah ditangan saya, saat nya liburan dimulai, kami masuk bertiga dengan membawa barang kami masing masing, berlanjut ke pemeriksaan passport, dan kemudian barang bawaan di tas tentengan, beberapa aqua botol kami di sita dan kemudian parfume baru saya pun ikut disita karena lebih dari beberapa (ml) itu tidak bisa dibawa masuk ke dalam kabin pesawat kecuali di bagasi.
Kami pun duduk di tempat yang telah disediakan, saya sama mila semestinya berdampingan tapi kasihan sama si puji jadi akhirnya saya bergantian seat, nggak apa-apa lah hitung hitung saya duduknya disamping jendela pesawat. Langit biru dan Awan puti yang sangat indah “Subhanallah”, sungguh indah ciptaan-Mu Tuhan ku. Waktu tempuh hinggake Kuala Lumpur berkisar 3 jam, tapi waktunya sama dengan waktu di Makassar.
Di atas pesawat kami menghabiskan waktu dengan proses “tanya-tanya” dengan siapa saja yang ada di samping kita. Tanya inilah – Tanya itulah, si Mila dan si Puji sibuk bertanya sama bapak yang duduk disamping nya dia, dan kemudian saya juga sibuk bertanya dengan cewek disamping saya, dan ternyata dia anak Unhas juga – biasa Kedokteran, tapi dia sudah selesai dan kemudian pulang kampung ke Malaysia, “saya akan balik lagi ke Makassar untuk wisuda nanti bulan 3” tutur si cewek yang saya tak tahu namanya.
Tiba di Terminal saya membantu mengangkat barang barang si cewek itu, kasihan barang nya sangat banyak, sisa nya pun di bantu dengan orang yang duduk di belakang saya dengan berbahasa Melayu yang kurang lebih saya tak paham dan mengerti maksudnya apa. Parkiran pesawat nya sangatlah jauh dari gedung terminal, kita harus berjalan kaki dulu dan memakai payung, hujan menyamput kami di Kuala Lumpur, sembari tetap tertawa bersama teman-teman saya, entah itu tertawa bahagia ataupun sedih, karena kita tak tahu kita akan kemana nantinya, pembicaraan akan dilanjutkan setelah kita duduk dan makan kata si Mila.
Sampai ke tempat pemeriksaan passport, ada beberapa loket yang kosong sebenarnya tapikemudian kita antri di tempat yang banyak orangnya, dan kemudia saya berpindah loket ke loket yang kosong tadi, sesosok wanita india dengan eyeliner biru dengan muka judes dan sedikit garang dan berbicara sedikit kurang jelas, biasa bahasa “ au au” hehehehe. Saya pun di semprot dengan bahasa au au au nya dan kemudian si Puji dan si Mila yang berada disamping saya pun di marahi, karena dia berbaris datar disamping saya, kalau tidak salah seperti ini kata perempuan judes penjaga passport itu “ JANGANLAH BERAMAI RAMAI DISINI, CARILAH LOKET LAIN”, setelah itu si Puji dan si Mila pun mundur dengan wajah yang sedikit aneh. Saya pun masih ditanya tanya sama perempuan itu “oh Indonesia ? hendak apa kemari? , sama siapa ? , yah saya jawab dong “Yeah, Holiday, saya sama teman teman” dan kemudian saya memanggil si Mila dan si Puji lagi, mereka pun dating menghampiri saya dan kemudian di semprot lagi dengan bahasa “au au au” nya perempuan tadi, dan kemudian dia pergi mencri loket lain buat pemeriksaan passport karena sedikit ketakutan dengan perempuan itu. #pelajaran.
Setelah itu saya pun disuruh ke bagian belakang dari bagian pemeriksaan passport itu. Dan saya menunggu si Mila dan si Puji di loket yang berbeda. Ada rasa jengkel, kesal, dan kemudian kita semua tertawa, baru pertama kita datang ke Malaysia dan kemudian kita disambut dengan penjaga passport yang termata judes, tutur si Mila dan si Puji. Sebelum melanjutkan perjalanan kami mencari bagian informasi tourist dan kemudian bertanya banyak hal, saya tidak terlalu memperhatikan hanya si Puji dan si Mila yang memperhatikan semuanya karena saya jaga barang kasian.
Sembari mengelilingi terminal dengan mencari makan untuk perut yang teramat keroncongan ditambah lagi dengan hujan yang mengguyur Kuala Lumpur malam itu, keliling 2 kali putar-putar, pusing kiri maupun pusing kanan sambil membawa koper, akhirnya pilihan kami jatuh ke McD, makan saya dan si Mila memesan beberapa makanan sementara si Puji hanya duduk dan tak ingin memesan karena makanan nya masih ada, karena di Hasanuddin tadi dia membeli banyak makanan, sebelum memesan kami melihat menu menu yang ada dan kemudian kami tidak tahu dengan hitung hitung uang ringgit mereka, ternyata ada pula sen sen nya, misalanya saja RM 3.40, itu artinya 3 ringgit 40 sen, ribet yah,,hehehe,, kami bertanya ke salah seorang cleaning service itu, ibu ibu pakai jilbab dan sangat judes menjawab pertanyaan kami. Si Mila sempat down karena hal itu, hahahaha, #pelajaran .
Makanan sudah ditangan, terlihat di sekeliling kami semua orang sibuk dengan diri nya masing-masing, ada yang sibuk dengan laptop nya, sibuk dengan koper nya, sibuk dengan handphone nya. Kami pun makan dan kemudian melanjutkan diskusi yang tertunda di pesawat tadi. Sambil menggerutu dan kemudian makan dan kemudian tertawa lagi, ada banyak pelajaran yang didapat walaupun kami belum se jam di negara itu. Diskusi pun dibuka lagi dan hasil akhirnya kita takut dan tak tahu mau kemana di sini, kita tetap mengikuti pembicaraan pertama kita yaitu ke Bangkok dengan mengikuti saran si Ana. Setelah makan kita harus bergegas mencari ticket buat berengkat besok pagi (semuanya diluar rencana-awalnya kita hanya ingin naik bus atau kereta untuk ke Bangkok, tapi ternyata itu memakan waktu yang cukup lama lebih dari 24 jam dan kemudian kalau naik kereta itu sudah tidak ada orang orang yang naik kereta, yang ada cuma barang dari informan terpercaya).
Kami pun menuju loket penjualan tiket air asia menuju Bangkok untuk besok pagi atau kalau perlu malam itu juga kami ingin ke Bangkok. Sayangnya pesawatnya sudah berangkat 30 menit yang lalu. Yang ada sisa besok, tanpa banyak tanya kami pun langsung membeli nya dan ternyata uang RM saya tidak mencukupi untung saja ada si Mila yang mempunyai uang lebih yang dia tukarkan di Makassar beberapa hari yang lalu sebelum berangkat. Kami pun sudah merasa cukup tenang dan kemudian kami memilih duduk di sekitaran locket penjualan ticket itu, ada seorang ibu separuh baya yang baik hati teman satu pesawat kita tadi dari Makassar, dia ingin berkeliling si Malaysia, banyak sanak saudaranya yang tinggal disana, dia sangat baik dan ramah, (hasil wawancara si Puji dengan ibu itu yang saya tidak tahu namanya-yang jelas ibu itu member kita buah jeruk-lumayan buat cemilan). Satu lagi, ibu yang baik hati itu juga tadi sempat diperlakukan seperti kami katanya, mereka tidak suka melihat orang Indonesia datang ke negaranya karena mereka berfikiran kalau orang Indonesia itu bisa nya cumin jadi TKI. Dan saya berserta teman teman saya dan ibu baik hati itu pun dipikirnya ingin jadi TKI. Sembari duduk kita pun tak tahu harus kemana lagi, seperti dengan kesepakatan bersama saat membeli ticket kita memutuskan untuk nginap di Bandara, dan sial nya lagi colokan listrik di Bandara itu berbentuk 3 mata sedangkan diantara kami tak ada yang membawa sambungan colokan seperti itu, kami keliling mungkin hamper 7 kali kami keliling sehingga polisi yang berpatroli di bandara melihat lihat kami bertiga, kami tetap santai dan tertawa terbahak-bahak ada saja yang aneh aneh kita lihat dan itu membuat kami tertawa. Setelah capek berputar putar kami pun memilih duduk dan menyetel wifi handphone kami masing masing, seperti biasa semua nya up date status *mengermeko dek org indo*. Udara yang semakin lama semakin dingin, ditambah lagi suasana yang tetap sibuk lalu lalang para manusia yang sibuk dengan urusannya masing masing, berasa di dunia lain menurut ku, di bandara itu mulai dari manusia belahan barat ujung sampai timur ujung berkumpul semua, ada Inggris, Belanda, Amerika, Arab, Afrika, Cina, semuanya komplit. Kami pun menunggu pagi malam itu untuk segera ingin rasanya secepat mungkin bertemu dengan Ana dan menikmati liburan yang seutuhnya. The first time saya nginap di bandara, dan ini bukan di negara saya, ada banyak bule yang kemudian saya lihat tidur dengan beralaskan tikar dan selimut (mungkin mereka sudah berpengalaman di bandingkan kami#pelajaran). Ada pun warga warga negara kita yang mungkin ingin jadi TKI, kasian sekali nasib nya, kita bukan nya mengekspor hasil hasil kekayaan alam kita, yang ada malah Tenaga Kerja kita yang kita ekspor #sungguh malang yah nasib negara kita.
Berpindah pindah tempat – nyari kursi – nyari tempat yang nyaman dan aman. Kira kira pukul 3 subuh kami pun kedinginan dan kemudian mencari tempat lain yang tidak ber AC, kami bergantian tidur buat menjaga barang barang, kami tidur di kursi, dan kemudian bolak balik toilet (TANDAS red Malaysia) karena kedinginan. Pagi pun tiba, sang surya masih malu menampakkan sinarnya karena masih ada awan gelap dan rintik rintik hujan. Kami pun bergegas untuk menuju ruang check in dan kemudian ke ruang tunggu. Menunggu sekitar 2 jam tak membuat kami suntuk karena ada kamera, siap satu dua tiga, saatnya timer,,,dan berfoto J
.
@ Kuala Lumpur International Airport - KLIA -
--- b e r s a m b u n g ---